TOBOALI,MERCUSUAR.NET,-Sejumlah masyarakat dan aktivis Toboali menilai sikap PT.Timah yang menyerahkan berkas perizinan secara diam-diam kepada Bupati Bangka Selatan itu dianggap menjadi biang kerok keresahan yang terjadi antara nelayan dan penambang serta masyarakat daerah setempat beberapa waktu lalu.

Penyerahan berkas yang dilakukan oleh perusahaan terbesar di Bumi Serumpun Sebalai ini secara diam-diam kepada Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid sangat melukai hati masyarakat Toboali khususnya dan Bangka Selatan pada umumnya.

Beberapa waktu lalu tepatnya Selasa(30/05) Bupati menjumpai masyarakat nelayan Batu Perahu Toboali dan mengajak diskusi mengenai rencana penambangan di perairan laut Desa Rias dengan  pihak PT.Timah dan Mitra di Kantor Bupati,namun dalam pertemuan itu pihak Nelayan Walk Out karena Pihak PT.Timah tidak dapat menunjukan surat-surat tentang perizinan yang di minta nelayan,lalu tiba-tiba pada Kamis(31/05) Bupati menerima berkas perizinan yanh diserahkan langsung oleh PT.Timah tanpa diketahui oleh pihak Nelayan dan Masyarakat.

Hal ini mendapat tanggapan dan respon dari berbagai kalangan masyarakat hingga aktivis terhadap sikap perusahaan yang terbesar di Bangka Belitung ini karena dianggap sebagai biang kerok pokok permasalahan yang terjadi antara Masyarakat Nelayan Batu Perahu Toboali dan desa sekitar dengan masyarakat pro tambang.

Pemeriksaan terhadap salah satu desa Rias yang dilakukan oleh pihak Kepolisian setempat sempat membuat masyarakat panik dan berkumpul di kantor Lembaga Negara itu hingga larut malam sampai adanya kepastian hukum terhadap rekan seperjuangan menolak tambang di perairan Laut Desa Rias itu,belum ditambah aksi damai Nelayan di laut untuk menolak aksi penambangan itu tidak cukup dijelaskan dengan kata-kata.

Salah satu Masyarakat Toboali Anwar mengatakan tindakan PT.Timah sebagai pemilik kekuasaan pertambangan di Indonesia ini tidak menunjukkan sikap yang transparan dan profesional.

“Ketika nelayan dan masyarakat berteriak hingga turun ke jalan dan diajak Bupati beraudiensi PT.Timah seolah Lempar Batu Sembunyi Tangan, layakkah sikap Perusahaan plat terbesar di daerah ini seperti itu,”kata dia.

Menurut Anwar tidak perlu panjang lebar kita jelaskan disini nanti kita akan buka ruang terbuka lebar kepada pihak pemangku kepentingan di bidang pertambangan ini bicara.

“Sudah sangat tidak layak PT.Timah bertindak seperti itu,politik adu domba hanya ada di jaman penjajahan,sekarang kita sudah merdeka hampir mencapai satu abad,”kata Anwar.

Salah satu aktivis Bangka Selatan yang sedang berada di luar kota Andrian  mengatakan adanya rencana aktivitas penambangan di Desa Rias Toboali beberapa waktu lalu menunjukkan sikap pemilik WIUP terkesan sangat kental dengan nuansa politik.

“Politik kutor yang ditunjukkan oleh PT.Timah sangat tidak manusiawi karena telah membenturkan semua kalangan baik di tingkat penegak hukum, pemangku kepentingan serta masyarakat yang berada di daerah itu,”kata dia.

Alumni Mahasiswa Universitas Indonesia meminta keresahan masyarakat yang terjadi seminggu lalu tidak terjadi lagi di Bangka Selatan ini agar suasana harmonis yang terjadi selama ini terus terjaga,

“Jangan rusak jalinan persaudaraan antara sesama kita hanya demi kepentingan pihak perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan itu” pesan Andrian.

Dirinya berharap perusahaan plat merah ini menjalankan usaha secara baik dan transparan dan profesional layaknya perusaahan negara yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat.

“Jangan membenturkan rakyat ,itu tidak baik,silahkan kelola SDA yang kita miliki untuk kemakmuran rakyat sesuai dengan mandat UUD 1945,”harapnya.(Tim Mr).