JAKARTA,MERCUSUAR.NET,-Bangka Cinema dari Desa Namang Kabupaten Bangka Tengah berhasil meraih dua penghargaan di ajang Santri Film Festival (SANFFEST) 2025 pada Senin (21/12) di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.
“Terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam pembuatan film pada ajang Santri Film Festival (SANFFEST) 2025 ini,”kata Sutradara BN Cinema Alwan Nabil kepada wartawan usai menerima penghargaan kategori sinematoghrafi terbaik dan pemeran pria terbaik di Jakarta,Selasa(23/12).
Disampaikannya produksi film ini merupakan kolaborasi production house BN Cinema yang didirikannya dengan kawan almamater beberapa waktu lalu saat masih SMP Pontren Bahrul Huda.
“Alhamdulilah film pendek berjudul Tujuh Hari Setelah Bapak Berpulang berhasil meraih dua penghargaan bergengsi pada Sanffest 2025 ini,”katanya.
Menurut Nabil penghargaan yang diraih ini memberikan efek yang sangat besar bagi BN Cinema untuk berkarya lebih baik lagi dengan segala macam tema yang nanti akan diangkat.
“Kedepan kita akan mencari tema dan judul yang lebih sesuai dengan keadaan kondisi di daerah ini dari berbagai sektor misalnya pertanian,pendidikan dan pariwisata sehingga segala sumber daya alam di daerah ini dapat di kembangkan,”ujarnya.

Ia mengatakan Film Tujuh Hari Setelah Bapak Berpulang juga meraih Juara 2 Nominasi Film Cerita Terbaik, Juara 2 Nominasi Penyutradaraan Terbaik, Juara 2 Penyunting Gambar Terbaik, Juara 2 Pengarah Artistik Terbaik, serta Juara 2 Penata Busana dan Rias Terbaik.
“SANFFEST 2025 ini menjadi upaya Kemenag dalam mendorong penguatan ekosistem kreativitas santri.
Festival ini juga menjadi bagian dari transformasi dakwah dan budaya pesantren yang adaptif terhadap perkembangan zaman,”katanya.
Dirinya berharap ada perhatian dari pemerintah kepada pelaku seni dunia perfilman di daerah ini sehingga bisa menampung minat dan bakat bagi generasi muda.
“Semoga kedepan ada perhatian kepada pelaku seni dari pemerintah daerah ini,”harapnya.
Direktur Pesantren Kemenag, Basnang Said menyatakan bahwa SANFFEST sejalan dengan agenda penguatan moderasi beragama, transformasi dakwah, serta pengembangan sumber daya manusia santri yang tidak hanya unggul dalam keilmuan keagamaan, tetapi juga kreatif, adaptif, dan berdaya saing di ruang publik.
“Ke depan, SANFFEST akan dikembangkan sebagai wahana pendidikan perfilman santri yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Perluasan kategori lomba, pendampingan produksi, hingga rencana distribusi karya santri melalui platform streaming nasional dan kanal khusus SANFFEST diharapkan dapat membuka akses ekonomi kreatif bagi pesantren.”ungkapnya. (Tim Mr).
