Senja Di Batas Kota
OPINI,,_TOBOALI, MERCUSUAR.NET–
Baca sekali lagi,,Senja Di Batas Kota?
Kalimat Senja ini identik dengan kata menunjukan waktu saat matahari hampir tenggelam mungkin bisa dikategorikan menjelang malam atau bergantinya waktu siang lalu sore mendekati malam atau siang sudah hampir selesai hari ini.
Kalau bicara Di Batas ini ada bermacam asumsi atau pendapat juga ada tapal batas yang menunjukan jarak batas wilayah bisa juga batas ini menunjukan antara atau berada diantara tapi kita sedang tidak berdebat saat ini kita sama-sama sedang membaca.Kota itu sudah jelas berbeda dengan Desa karena itu suatu status wilayah tempat tinggal warga.
“Waktu Menjelang Magrib Pak Tua Ngantuk,Istri Manis Menunggu Di Antara Desa dan Kota”
Kalau kita Gabungkan kalimat tadi bisa berbagai makna tersirat dalam kalimat itu,namun tulisan ini ditujukan KHUSUS dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Bangka Selatan Ke-20 maka judul lagu yang populer masa 80an itu ternyata bisa berkaitan dengan Hari jadi Desa atau Kota kampung kami.
Sekali lagi Senja Di Batas Kota,,sudah bisa dikatakan hari menjelang magrib pak tua ngantuk,tapi istri bilang masih di Batas Kota,sudah sampaikah perjalanan itu,masih Di Batas Kota.,
Berbatasan dengan apa Kota itu sangat dekat Desa.
Senja Di Batas Kota,,kalau sudah jenuh bacanya cukup sampai disini,,
“Desa Sudah Lewat,Kota Belum Sampai”
Kalau kita bisa berseloroh Mati Bangkit
Desa lah lewat ,,Kota Lum Sampai.
Senja Di Batas Kota.
Sudah 20 Tahun daerah ini di mekarkan dari sebuah Kecamatan menjadi sebuah Kabupaten,status yang sangat mahal dan penuh perjuangan dalam meraihnya,entah berapa banyak para penggagas perubahan status ini pulang ke pangkuan Ilahi namun cita-cita mulia mensejahterakan masyarakat masih tersisa dalam asa.
20 Tahun usia yang cukup matang bagi seorang Pejantan tangguh,apalagi bagi seorang Perempuan Hebat yang bisa berpikir hampir sama dengan pria berusia 30 Tahun,,luar biasa Wanita itu.
20 Tahun Daerah ini menyisahkan banyak sekali persoalan baik yang sedang dihadapi maupun persoalan yang seharusnya menjadi harapan atau rencana bersama dalam mengatasinya atau memgapainya masih diatas awan.
Kenyataan hari ini membuka kenangan 20 Tahun lalu saat masih berstatus Kecamatan dan berharap penuh asa daerah ini menjadi sebuah kabupaten yang bisa maju dan berkembang hingga membuat masyarakat makmur dan sejahtera.
Namun apa hendak dikata kejadiannya hampir sama dengan Senja Di Batas Kota yang dipopulerkan oleh Bung Tomi J Pisa pada waktu itu saat melepas kepergian kekasihnya.
Kalau diceritakan pada waktu itu,rasanya sedih sekali dan hampir mau nangis,lalu apa sebabnya peluang bagi generasi muda daerah ini dalam merebut posisi untuk bisa ikut serta dalam dunia olahraga saja seperti seorang atlet sangat sedih sekali sebab “Peluangnya sangat Kecil”jangan harap bisa pakai Jaket Sepintu Sedulang Waktu itu kalau prestasi kita tidak luar biasa dan hanya biasa-biasa saja.
Namun kenyataanya hari ini kejadian itu terulang kembali,kesempatan dan kesejahteraan hanya milik segelintir orang lalu yang lain hanya sebagai obat nyamuk orang pacaran”Sedih”
Perjuangan pemekaran daerah ini penuh dengan derai air mata dan keringat para presedium yang berjuang tanpa lelah ke laut ke darat katanya waktu itu segala cara ditempuh agar daerah ini menjadi sebuah kabupaten yang nanti dapat mensejahterakan rakyatnya.
Ternyata asa itu belum muncul diangka dewa 19+1 saat ini malah yang terjadi sebaliknya saling rebut kekuasan saling sikut jabatan saling tuding sana sini saling tertawa sama badut serakah,,
Kemana para pendiri kampung ini …?
Diusia yang tidak muda lagi dan memdekati dewasa ini mari kita saling bergandeng tangan secepat mungkin jangan biarkan hal ini terus berlanjut,saat ini kita sudah mulai panen seharusnya namun karena saling sikut maka segala bentuk produksi kita tadi tumpah ke tanah hingga tidak bisa kita manfaatkan dengan baik atau lebih jelas dak bisa dimakan,”Teberacai dan Pecatik.
O..Cukup siti Nurbaya yang mengalami pahitnya dunia dan itu hanya lirik lagu jangan sampai terjadi di kampung ini mari bergandeng tangan Kami Rindu Menuai Padi milik kita,Semuanya ada disini Menanti Kejujuran di Rumah Kita.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan