Warga Toboali Nilai Angka Uang Seratus Rupiah Makin Kecil
TOBOALI, MERCUSUAR.NET – Sejumlah warga Toboali Kabupaten Bangka Selatan,Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menilai angka uang seratus ribu semakin kecil karena mahalnya barang kebutuhan hidup.
“Bayangkan uang seratus ribu rupiah dibawa ke pasar hanya dapat beras dua Kg,bensin satu liter dan ikan setengah Kg serta cabe satu ons dengan sisa sebesar Rp.36.000 buat pulsa pln Rp.20.000 saldo Rp.16.000 buat jajan anak satu,”kata salah satu Warga Tanjung Ketapang Toboali Aisyah kepada Wartawan di Toboali,Sabtu(3/12).
Ia mengatakan dengan kondisi ekonomi yang sangat sulit ini sangat terasa sakit sebab tidak seimbang dengan pendapatan.
“Suami saya bekerja sebagai penambang timah tungaw yang hasilnya kadang hanya cukup untuk beli beras dan biaya kerja ke lokasi tidak punya tabungan sama sekali,ibarat pepatah dapet satu hari habis hari itu juga,”kata dia.
Menurut dia kesedihan tidak sampai disini saja,ketika tagihan listrik berteriak setiap malam lalu kebutuhan lain yang mendesak seperti gas dan tagihan air serta pulsa handphone.
“Saat ini kebutuhan pulsa handphone sudah hampir sama dengan kebutuhan pokok,sebab kalau tidak ada pulsa kita tidak bisa beklrkomunikasi dengan rekan kerja jadi mau tidak mau harus punya pulsa,”katanya.
Istri Sanusi ini mengatakan belum pernah merasakan kesulitan ekonomi yang sangat payah ini walaupun terjadi krismon beberapa waktu lalu di indonesia.
“Waktu krismon kami tidak merasakan kesulitan karena harga lada saat itu tinggi,kemarin juga tidak kalau harga pasir timah bagus,kita masih aman lah,namun sekarang sulit untuk bicara seperti apa kesulitan ini,”kata dia.
Dirinya berharap agar situasi seperti ini tidak terjadi dalam waktu yang lama,sehingga roda ekonomi masyarakat dapat berputar.
“Mau tidak mau hanya timah menjadi andalan masyarakat kita,maka tolonglah harga timah ini kembali naik seperti kemarin sehingga ada keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran,kalau masih terus seperti ini angka kemiskinan di daerah jadi meningkat,semoga ada terobosan baru dalam menata ekonomi masyarakat kecil seperti kami ini,”harapnya.
Salah satu Warga Kelurahan Toboali Hamdani mengatakan kesulitan saat ini sangat terasa sebab sumber mata pencarian semakin sulit.
“Kerja kuli bangunan saja sulit jangankan kerja yang lain sebab tidak banyak warga yang membangun rumah karena kenaikan bahan material jadi mereka nahan dulu buat rumah atau rehab,”kata Hamdan
Ia mengatakan sejak kenaikan BBM dan turunnya harga timah beberapa waktu lalu keadaan ekonomi kampung ini makin sulit,”kata dia.
Dirinya berharap pemerintah pusat atau daerah segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah ini karena hanya pemerintah lah yang mampu memperbaiki kondisi saat ini.
“Segera buat kebijakan yang pro rakyat agar ekonomi segera membaik dan angka kemiskinan tidak bertambah,”harapnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan